Al-Kulainy
dalam kitab al-Kaafi jilid I, hal 470
meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Bashir bahwa ia bertanya kepada Abu
Ja’far ‘alaihis salam, “Apakah kalian
pewaris nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Dia menjawab, “Benar!” Lantas aku bertanya lagi, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pewaris
para nabi mengetahui apa yang mereka ketahui?” “Benar!”, jawabnya. Aku
kembali bertanya, “Mampukah kalian menghidupkan orang yang sudah mati dan menyembuhkan
orang yang buta dan orang yang terkena penyakit kusta?” “Ya, dengan izin
Allah”, sahutnya.
Husain
bin Abdul Wahab dalam kitabnya ‘Uyun
al-Mu’jizat hal 28 bercerita bahwasanya, Ali pernah berkata kepada sesosok
mayat yang tidak diketahui pembunuhnya, “Berdirilah
-dengan izin Allah- wahai Mudrik bin Handzalah bin Ghassan bin Buhairah bin
‘Amr bin al-Fadhl bin Hubab! Sesungguhnya Allah dengan izin-Nya telah
menghidupkanmu dengan kedua tanganku!” Maka berkatalah Abu Ja’far Maytsam, Sesosok tubuh itu bangkit dalam
keadaan memiliki sifat-sifat yang lebih sempurna dari matahari dan bulan, sembari berkata, “Aku dengar panggilanmu wahai yang menghidupkan tulang, wahai hujjah
Allah di kalangan umat manusia, wahai satu-satunya yang memberikan kebaikan dan
kenikmatan. Aku dengar panggilanmu wahai Ali, wahai Yang Maha Mengetahui.” Maka
berkatalah amirul-mu’minin, “Siapakah yang telah membunuhmu?” Lantas orang tersebut memberitahukan pembunuhnya.
Berkata
al-Kasany dalam kitabnya ‘Ilm al-Yaqin
fi Ma’rifati Ushul ad-Din jilid II, hal 597, “Semua makhluk diciptakan untuk mereka (para imam), dari mereka, karena
mereka, dengan mereka dan akan kembali kepada mereka. Karena -tanpa diragukan lagi- Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan
dunia dan akhirat hanya untuk mereka. Dunia dan akhirat untuk mereka dan milik
mereka. Para manusia adalah budak-budak mereka!”
Dengarlah
salah seorang syaikh mereka Baqir al-faly yang mengatakan (dalam ceramahnya)
bahwasanya Nabiyullah Isa ‘alaihis salam mendapatkan kehormatan untuk menjadi
budak Ali rodhiallahu ‘anhu, “Wahai para manusia, beberapa hari yang lalu
telah dirayakan hari kelahiran Isa al-Masih, yang telah mendapatkan kehormatan untuk menjadi budak Ali bin Abi
Thalib!”
Berkata
Imam mereka Ayatullah al-Khomeini di dalam kitabnya Al-Hukumah al- Islamiyah hal 52, “Sesungguhnya para Imam memiliki kedudukan terpuji, derajat yang tinggi
dan kekuasaan terhadap alam semesta, di
mana seluruh bagian alam ini tunduk terhadap kekuasaan dan pengawasan mereka.”
Sulaim
bin Qois dalam kitabnya hal 245 dengan
‘gagahnya’ berdusta dengan perkataannya, Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Ali, “Wahai Ali, sesungguhnya engkau adalah ilmu
pengetahuan Allah yang paling agung sesudahku, engkau adalah tempat bersandar
yang paling besar di hari kiamat. Barang siapa bernaung di bawah bayanganmu
niscaya akan meraih kemenangan. Karena hisab (penghitungan amal) para makhluk
berada di tanganmu, tempat kembali mereka adalah kepadamu. Mizan (timbangan
amalan), shirath (jalan yang mengantarkan para hamba ke surga), dan al-mauqif
(tempat berkumpulnya semua makhluk di hari akhir) semua itu adalah milikmu.
Maka barang siapa yang bersandar kepadamu, niscaya akan selamat dan barang
siapa yang menyelisihimu niscaya akan celaka dan binasa! Ya Allah, saksikanlah
3x!”
Na’udzibillah…
Lihatlah bagaimana mereka menempatkan imam-imam mereka sebagai dzat yang
memiliki kekuasaan dan kerjaan atas segalanya. Sungguh mereka benar-benar sesat
dan menyesatkan. Semoga kita semua dilindungi dari makar-makar mereka.
*Disalin
dari tulisan Ust. Abdullah Zain, Lc., MA., “Biarkan syi’ah bercerita tentang
agamanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar