Hari Asyura menggoreskan satu kenangan pahit bagi kaum muslimin. Bagi orang yang memuliakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabatnya, dan keluarganya. Di hari Asyura, Allah memuliakan Husein bin Ali bin Abi Thalib dengan syahadah (mati syahid). Beliau dibunuh di tanah Karbala oleh para penghianat dari Irak. Kita anggap ini adalah musibah. Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un.
Namun sungguh sangat disayangkan, setelah kejadian musibah tersebut, ternyata datang musibah yang jauh lebih besar. Munculnya sikap ekstrim sebagian kaum muslimin dengan motivasi mengagungkan Husein. Mereka menjadikan hari itu sebagai hari berkabung, hari belasungkawa dengan acara besar-besaran. Padahal, sama sekali hal ini tidak pernah dicontohkan para sahabat ataupun ahlul bait Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat mencintai Husein tidak pernah melakukan apa yang telah mereka lakukan hari ini.
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang ummatnya untuk meratap, apalagi dengan memukul-mukul dan menyakiti diri sebagaimana sabda beliau, “Tidak termasuk golongan kami orang yang menampar pipi dan merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan jahiliah.” (Riwayat Bukhari)
Pada masa hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah banyak kejadian yang menyedihkan beliau, seperti kematian paman beliau Hamzah bin Abdul Muthalib yang dibunuh secara keji pada perang Uhud, namun beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengadakan peringatan atas kematian pamannya tersebut apalagi diperingati setiap tahun.
Jika kita betul-betul mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ahlul baitnya maka sudah tentu kita patuh pada syariat yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak perlu membuat syariat yang baru.
Apalagi ditambah dengan keyakinan yang batil bahwa pahala setiap langkah orang yang berziarah ke makam Husein bin Ali radhiyallahu ‘anhuma sama seperti pahala melaksanakan haji dan umrah. Jelas keyakinan tersebut adalah akidah batil yang bukan berasal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah akidah batil mereka diantara ratusan akidah batil mereka dengan mengatasnamakan ahlul bait. Akidah tersebut tidak bisa dikatakan sebagai bukti cinta ahlul bait bahkan itu adalah penghinaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kepada ahlul bait itu sendiri. Wallahu musta’an.
Buletin Dakwah Al-Balagh edisi 02 Muharram 1434
Sumber: http://wahdahmakassar.org/jalan-cinta-kepada-ahlul-bait/#ixzz2FBDuxoE2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar