Kami (penulis –red) menerbitkan risalah
ini dengan judul “Risalah (catatan
penting) kepada para pecinta ahlul bait” di mana kami ambil isinya dari
sumber-sumber syiah terpercaya, karena pada dasarnya syiah juga sama dengan
manusia lain, ada yang berakal sehat dan berfikir positif, masih mencintai
kebaikan dan senang dengannya, sehingga jika kebaikan itu ditawarkan kepadanya
dengan ijin Allah ia akan bisa menerimanya. Meski tidak bisa menampik fakta
bahwa mayoritasnya adalah para Fanatis
dan pengikut ekstrim yang lebih mengedepankan hawa nafsu daripada kebenaran,
dia membekukan akal sehatnya demi perintah hawa nafsu untuk bertaklid buta
kepada orang lain tanpa ada sedikitpun bashirah, ilmu, dan dalil dari Allah Azza wa jalla.
Berikut ini kami sajikan kepada Anda
catatan penting dan poin inti dari risalah kami :
1.
Syiah menganggap
bahwa tidak ada hubungan yang terjalin antara keluarga Nabi dengan para sahabat
dan keluarga Quraisy lainnya selain daripada hubungan permusuhan, kebencian dan
konflik belaka.
Pernyataan itu termuat dalam kitab-kitab mereka (pembahasannya dalam artikel
selanjutnya, insya Allah –red). Jika
persepsi itu memang benar lalu apa inti
di balik pemberian nama serta jalinan hubungan pernikahan antara keluarga Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan
sahabatnya dan orang-orang sesudah mereka???
Ada di antara
anak-cucu keturunan Ali bin Abi Thalib yang diberi nama dengan nama sahabat,
terkhusus Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Thalhah. Ada yang bernama Abu Bakar bin
Ali ada pula bernama Abu Bakar bin Al Hasan As Syahid, mereka gugur bersama Al
Husain radhiallahu ‘anhu (Al Irsyad Al Mufid, hal 186 dan 248).
Lalu Abu Bakar bin Al Hasan kedua bin Al Hasan cucu Nabi dan Abu Bakar bin Musa
Al Kazhim.
Nama Umar banyak
sekali dimiliki oleh keluarga Nabi Shalallahu
‘alaihi wasallam, bahkan nama ini berlanjut hingga 18 generasi dari keturunan Al Hasan dan Al Husain. Di antara
anak cucu tersebut adalah Umar Al Athraf bin Ali (Kasyful Ghummah fi Ma’rifatil A’immah 2/66), Umar bin Al Hasan bin Ali (dia terbunuh bersama Al Husain),
Umar bin Husain Asy Syahid, Umar Al Asyraf bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain
bin Ali, Umar bin Ali Al Ashghar bin Umar Al Asyraf bin Ali Zainal Abidin bin
Al Husain.
Utsman pun
demikian, di antaranya Utsman bin Ali bin Abu Thalib (terbunuh bersama
saudaranya Al Husain), lalu Utsman bin Yahya bin Sulaiman salah satu cucu Ali
bin Al Husain rodhiallahu ‘anhum jami’an.
Kemudian nama
Thalhah di Ahlul Bait adalah Thalhah bin Al Hasan cucu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, lalu
Thalhah bin Al Hasan ketiga bin Al Hasan kedua bin Al Hasan cucu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam. Nama Aisyah
juga ada dalam Ahlul Bait, di antaranya Aisyah binti Al Imam Ja’far bin Musa Al
Kazhim, Aisyah binti Ali Ar Ridha, Aisyah binti Ali Al Hadi, Aisyah binti
Muhammad bin Al Hasan bin Ja’far bin Al Hasan kedua.
Bukankah mereka
adalah Ahlul Bait yang harus menjadi teladan orang syiah di semua lini? Apakah
mereka orang syiah berani memberi nama anak lelakinya Abu Bakar, Umar, atau Utsman,
dan beranikah dia memberi nama anak perempuannya dengan Aisyah???
Pertalian
hubungan pernikahan dan nasab juga terjalin antara Ahlul Bait dengan sahabat
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Misalnya Ummu Kaltsum binti Ali bin Abu Thalib menikah dengan Umar bin Khatthab
(Al Kulaini dalam Al Kafi Fi Al Furu’ (6/115),
At Thausi dalam Tahdziibul Ahkam Juz 8
Hal 148), Fathimah binti Ali bin Abu Thalib menikah dengan Al Mundzir bin
Ubaidah bin Az Zubair, Sakinah binti Al Husain As Syahid menikah dengan Mush’ab
bin Az Zubair, Ruqayyah binti Al Husain menikah dengan Amru bin Az Zubair,
Fathimah binti Al Husain As Syahid dengan Abdullah bin Amru bin Utsman bin
Affan, Ummul Hasan binti Al Hasan cucu Nabi menikah dengan Abdullah bin Az
Zubair, Al Hasan bin Ali bin Abu Thalib menikah dengan Hafshah binti Abdur
Rahman bin Abu Bakar.
Al Hasan bin Ali
menikah dengan Ummu Ishaq binti Thalhah bin Ubaidillah kemudian ketika Al Hasan
meninggal dunia dia berwasiat kepada saudaranya Al Husain agar menikahi Ummu
Ishaq setelahnya, hingga kemudian Al Husain menikahinya dan lahirlah Fathimah.
Muhammad Al Baqir menikah dengan Ummu Farwah binti Al Qasim bin Muhammad bin
Abu Bakar, hingga lahirlah Al Imam Ja’far As Shadiq.
2.
Kita
temukan kaum Syiah bertaqarrub kepada
Allah dengan cara mencela para sahabat terkemuka Nabi, terutama tiga
Khulafa’ Ar Rasyiidun (Abu Bakar, Umar bin Khatthab, Utsman bin Affan)
sementara TIDAK kita temukan seorang sunni yang mencela satu pun dari Ahlul
Bait, bahkan kaum Sunni bertaqarrub
kepada Allah dengan mencintai Ahlul Bait dan hal tersebut tidak bisa diingkari
atau bahkan didustakan oleh kaum Syiah sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar