Selasa, 27 November 2012

Risalah untuk Pecinta Ahlul Bait 2




3.      Keuntungan pribadi apa yang diperoleh Abu Bakar dan Umar dari tampilnya mereka sebagai khalifah? Keduanya bahkan tidak membangun istana, tidak mewarisi harta, dan tidak pula menyerahkan khilafah setelahnya kepada anak keturunan, justru Umar menyerahkan urusan khilafah kepada enam dewan Syuro dari sahabat terkemuka dan beliau juga berwasiat untuk tidak menyerahkan khilafah kepada anak keturunan Al Khatthab selamanya.
4.      Umar menunjuk enam orang sebagai dewan Syuro sesudah dia meninggal, kemudian tiga orang diantaranya mengundurkan diri, lalu Abdurrahman bin Auf juga ikut mengundurkan diri, hingga tersisa Utsman dan Ali rodhiallau ‘anhum. Dari sini kenapa Ali tidak menyebutkan dari awal bahwa dia telah diberi wasiat untuk tampil sebagai khalifah, apakah dia takut pada seseorang sepeninggal Umar?
5.      Syiah tidak bisa meningkari bahwa Abu Bakar dan Umar telah berbaiat kepada Nabi di bawah pohon Ar Ridhwan, dan Allah telah merekomendasikan ridha-Nya terhadap mereka yang berbaiat pada saat itu. Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya, “Sungguh Allah telah meridhoi orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui di dalam hati mereka, lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberikan balasan kemenangan yang dekat.” (QS. Al Fath : 18).
Apakah layak Syiah sekarang ini mengkufuri berita Allah dalam ayat tersebut dan justru berpendapat lain? Seakan-akan mereka berpendapat : “Wahai Rabb Engkau tidak mengetahui tentang mereka seperti yang kami ketahui.”
6.      Shalat adalah praktik rukun Islam yang paling agung, lalu kenapa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mempersilahkan Abu Bakar untuk mewakilinya sebagai imam shalat ketika beliau sedang sakit, padahal Ali ada? Kenapa Rasulullah lebih mengedepankan Abu Bakar daripada Ali padahal menurut keyakinan Syiah Ali adalah penerima wasiat khilafah Rasulullah? Dan jika Abu Bakar maju karena keinginannya sendiri, lalu kenapa Ali tidak mengingkari dan menyuruhnya mundur kemudian dia sendiri yang maju sebagai imam shalat dengan alasan adalah khalifah Rasulullah dan penerima mandate wasiat beliau?
7.      Setelah wafatnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tampuk khilafah dipegang oleh Abu Bakar, Umar, kemudian Utsman. Syiah menganggap mereka sesat, zhalim dan kafir, karena telah merampas hak Ahlul Bait. Namun faktanya Ali, Ammar, Salman dan al Miqdad shalat dibelakang mereka atau tidak? Apakah sah menurut Syiah shalat di belakang orang fasiq, apalagi musuh ahlul bait atau kafir?
8.      Penaklukan Islam di masa Abu Bakar, Umar dan Utsman radhiallahu ‘anhum begitu luar biasa, di bawah komando mereka Negara-negara adidaya telah mereka taklukan seperti Persia, Syam, Baitul Maqdis, Mesir, Afrika, hingga negeri Sindi dan lain sebagainya.
Pertanyaannya “Apakah semua jasa dan kiprah besar mereka dalam Islam dianggap sebagai kemenangan besar dari Allah atau tidak? Dan apakah orang yang memiliki peran sebesar itu ketika menjabat khalifah, dianggap sebagai orang yang paling rusak dan zhalim? Lalu bagaimana dengan tentara yang di bawah komando mereka?
Tidak terbantahkan lagi bahwa saat menjabat khalifah mereka adalah pemimpin yang memiliki kekuatan militer yang solid dengan pasukan yang selalu gigih berjuang di medan tempur dan patuh terhadap komando pemimpinnya. Dan syiah tidak boleh lupa bahwa dalam rombongan pasukan itu yang telah menaklukan berbagai macam negeri adalah Ali, Al Hasan dan Al Husain, Salman, Abu Dzar dan Ammar radhiallahu ‘anhum. Jika demikian lalu hukum apa yang pantas diberikan kepada pilar Islam ini?

*Disadur dari kitab Risalah ila muhibbi Ali al-Bait, ditulis oleh Tim Peneliti dan Kajian Dar al-Muntaqa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar