Ahlul
bait adalah: keluarga Ali, ‘Aqil, Ja’far dan Abbas. Tidak diragukan lagi
(menurut Ahlus Sunnah) bahwa istri-istri nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk ahlul bait (QS. Al
Ahzab 32-33). Ahlus sunnah mencintai dan mengasihi ahlul bait juga mencintai
dan mengasihi sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi mereka
(Ahlusunnah) juga meyakini bahwa tidak ada yang ma’shum melainkan hanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Di antara keyakinan mereka juga: wahyu telah terputus
dengan wafatnya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, tidak ada yang mengetahui hal yang gaib
kecuali hanya Allah subhanahu wa ta’ala, dan tidak seorang pun dari para
manusia yang telah mati bangkit kembali sebelum hari kiamat. Jadi, kita
Ahlusunnah menjunjung tinggi keutamaan ahlul bait dan selalu mendoakan mereka
agar senantiasa mendapatkan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala, tidak lupa kita
juga berlepas diri dari musuh-musuh mereka.
Di
pihak lain, orang-orang Rafidhah (baca syi’ah –red) selain berlebih-lebihan
dalam mengagung-agungkan imam-imam mereka dengan mengatakan bahwasanya mereka
itu ma’shum dan lebih utama dari para nabi dan para rasul, mereka juga melekatkan
sifat-sifat tuhan di dalam diri para imam, hingga mengeluarkan mereka dari
batas-batas kemakhlukan! Tidak diragukan lagi bahwa ini merupakan sikap ghuluw
(berlebih-lebihan) yang paling besar, paling jelek, paling rusak dan paling
kufur.
Al
Kulainy (ulama besar syi’ah –red) dalam kitabnya al-Kaafi (yang mana ini
merupakan kitab yang paling shahih menurut Rafidhah), dia telah mengkhususkan
di dalamnya bab-bab yang menguatkan sikap ekstrem tersebut. Contohnya: di jilid I, hal 261,dia berkata, “Bab bahwasanya para
imam mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan datang, serta bahwasanya
tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi dari pengetahuan mereka.”Dia juga telah meriwayatkan dalam halaman yang sama dari
sebagian sahabat-sahabatnya bahwa mereka mendengar Abu Abdillah (yang dia
maksud adalah Ja’far ash-Shadiq) berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui
apa-apa yang ada di langit dan di bumi, aku mengetahui apa-apa yang ada di
dalam surya dan aku mengetahui apa yang telah lalu serta yang akan datang.”
Dia
juga berkata dalam jilid I, hal 258, “Bab
bahwasanya para imam mengetahui kapan mereka akan mati dan mereka tidak akan
mati kecuali dengan kemauan mereka sendiri.”
Di
antara bukti-bukti sikap ekstrem orang-orang Syi’ah, klaim mereka bahwa para imam memiliki kekuasaan untuk mengatur alam semesta ini semau
mereka; mereka bisa menghidupkan orang yang telah mati, juga menyembuhkan orang
yang buta, orang yang terkena kusta, kemudian dunia akhirat milik para imam,
mereka berikan kepada siapa saja sesuai dengan kehendak mereka. Beginilah aqidah mereka yang sebenarnya. Mereka sesat dan menyesatkan. Semoga
kita dilindungi dari kesesatan mereka.
*Disalin
dari tulisan Ust. Abdullah Zain, Lc., MA., “Biarkan syi’ah bercerita tentang
agamanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar