Jalaluddin Rakhmat dalam akhir ceramah asyuranya di Graha Pena, Jumat 23 Nov 2012, menyebutkan sebuah riwayat tentang 'kemalasan' Imam Ali bin Abi Thalibradhiyallahu anhu melaksanakan shalat malam yang terdapat dalam Shahih Bukhari, dan karena itu ketua Dewan Syura IJABI ini mengambil kesimpulan bahwa Imam Bukhari adalah penyebar fitnah, dia telah menyebarkan fitnah ini sejak 1400 tahun yang lalu (kami ingin ketawa geli, karena Imam Bukhari hidup pada abad ketiga, sehingga shahih Bukhari tersebut baru ditulis sekitar 1100 tahun yang lalu), hadis-hadisnya yang berisifitnah tersebut telah dibaca oleh jutaan kaum Muslimin dari dulu, terangnya.
Fitnah dalam agama kita bukanlah hal yang biasa dan remeh, apatah lagi jika berkaitan dengan pribadi seorang ulama besar Islam yang telah dijuluki sebagai Amirul Mukminin Fil Hadits dan kitabnya diterima oleh seluruh ulama sebagai kitab tershahih setelah Al-Qur'an.
Oleh karena itu kita harus menampilkan fakta serta data yang valid untuk membuktikan sebuah klaim. Apakah benar Imam Bukhari penyebar fitnah atau justru yang memfitnah beliau ternyata dialah sang pemfitnah, mari kita cermati data di bawah ini.
Dalam buku karyanya yang sangat ia banggakan, Al-Mushtafa hal 91, ia menulis sebuah analisis hadis Abu Bakar yang menggantikan Nabi menjadi Imam shalat di akhir-akhir hayat sang Nabi, untuk memberikan keraguan kepada umat bahwa Abu Bakar tidaklah menjadi Imam di akhir hayat Nabi karena hadis-hadis tentang itu saling kontradiktif, mari membaca bersama data berikut ini,
Data yang ditulis Jalaluddin Rakhmat ini menyimpulkan,
-Hadits 713: Rasulullah duduk
di sebelak kiri Abu Bakar
-Hadits 683: Rasulullah duduk
di hadapan Abu Bakar
-Hadits 664: Rasulullah duduk
di sebelah kanan Abu Bakar
Begitu data yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat, berikutnya mari kita bandingan dengan data asli yang terdapat dalam shahih Bukhari, perhatikan nomor dan bunyi hadis di bawah ini,
Hadits 713
“Hingga duduklah Nabi saw. di sisi kiri Abu Bakar”
ini sudah benar!
Hadits 683
Dalam hadis ini Jalaluddin Rakhmat membuang kalimat "إلى جنبه" (di samping), padahal arti sebenarnya jika kalimat itu tidak dibuang akan menjadi "Kemudian Rasulullah duduk sejajar dengan Abu Bakar di samping",
Hadits 664
Klaim Jalaluddin Rakhmat bahwa pada hadis ini Abu Bakar di samping Rasulullah ternyata hanyalah fitnah, tidak ada sama sekali teks "di sebelah kanan" dalam hadis di atas, beraninya berbuat curang dengan menambah teks, masya Allah!
Luar biasa!, seorang panutan Syiah di Indonesia sangat berani membuang dan menambah-nambah teks hadis, sungguh bukan akhlak seorang yang berilmu, apatah lagi dikatakan sebagai ulama.
Jelas sudah di hadapan kita siapa sebenarnya sang penyebar fitnah itu, Imam Bukhari semakin kelihatan istiqamahnya dalam menyebarkan hadis-hadis nabawi asy-syarif, sedangkan Jalaluddin Rakhmat semakin lama semakin kelihatan belanya.
Wahai kaum Syiah.....
Panutan anda yang bernama JALALUDDIN RAKHMAT ini ternyata tidak lebih dari seorang MALING yang berteriak 'Hei ada maling', ia adalah pendusta yang berteriak, 'Hei ini dia si pendusta',
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang membangun agama kita di atas kejujuran, dan tidak membangunnya di atas kedustaan yang berlapis-lapis.
Sumber
http://www.lppimakassar.com/2012/12/imam-bukhari-atau-jalaluddin-rakhmat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar